BPH IPMANAPADODE
Biro Kerohanian
Biro Olahraga
Biro Dokpub
Humas
Berita
Biro Seni Budaya
Kreatifitas
Jayapura (PANA'S) : Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Papua
menyatakan masih ada 76 tahanan politik dan narapidana politik yang
mendekam di sejumlah lembaga pemasyarakatan yang ada di daerah tersebut.
Sumber (google.com) |
“Data yang dimiliki KontraS sejak 2008 hingga saat ini tahanan politik berjumlah
76 orang. Empat orang di antaranya tidak di tahan namun proses tetap
berjalan dan satu orang telah bebas setelah menjalani hukuman. Sedangkan
sisanya masih menjalani proses hukum,” kata Direktris KontraS Papua,
Olga Helena Hamadi di Jayapura, Rabu [02/04].
Sejak
bergulirnya reformasi sampai saat ini, kata Olga, kebebasan berekspresi
dan berapresiasi masyarakat sipil dalam menyuarakan hak-hak mereka
terlebih jika mengkritisi
kebijakan negara masih terbeleunggu. Meskipun kebebasan menyampaikan
pendapat sudah diataur dalam Undang-undang pasal 28 UUD 1945 dan yang
telah diamandemekan serta UU Nomor 9 Tahun 1998 namun implementasinya
sangat jauh dari yang dicita-citakan.
“Dalam
catatan KontraS Papua selama tujuh tahun berjalannya reformasi,
eskalasi pembungkaman ruang demokrasi dengan penangkapan dan penahanan
masyarakat Papua sangat masih tergolong tinggi. Dan hal ini berdampak
pada meningkatnya tahanan Politik di Papua,” katanya.
Menurutnya
tiap tahun tahanan politik terus bertambah. Dan itu menunjukkan
penanganan atau pola pendekatan pemerintah tidak berubah. “Pola
penanganan harus diubah. Bukan dengan pola penanganan represif tapi
dengan pembangunannya dan kesejahteraan yang menyeluruh. Termasuk ada
ruang demokrasi yang memadai,” katanya.
Parahnya
lagi, kata perempuan berparas manis itu, saat pesta demokrasi lima
tahunan tinggal menghitung hari, tidak ada caleg yang menyuarakan
tentang kebebasan berekspresi.
“Hanya
menyerukan untuk mendukung dan menjamin keamanan proses pemilu untuk
membawa perubahan di Papua. Namun faktanya isu pembungkaman kebebasan
berekspresi ini tidak juga menjadi perhatian para calon legislatif padahal salah satu permasalahan krusial di Papua adalah pembungkaman ruang demokrasi,” katanya.
Demokrasi,
lanjut Olga, bukanlah hanya soal seremonial atau memilih dalam
pemilihan. Tetapi bagaimana aspirasi masyarakat dapat di tampung dan
disalurkan dengan ujungnya dan perjuangan untuk peningkatakan
kesejahteraan dan kepentingan rakyat.
“Terutama bagaimana memperjuangkan kepentingan HAM di Papua untuk menjadi prioritas agar ada kedamaian,” katanya.
Nehemia
Yarinap, rekan Olga di KontraS Papua mengatakan pihaknya telah menerima
ribuan surat dukungan pembebasan tahanan politik dna narapidana politik
yang datang dari berbagai penjuru dunia yang ditujukan kepada pihaknya.
“Di 2012 lalu ada 7.292 surat dukungan kepada Tapol Filep Karma di LP
Abepura dan kami sudah salurkan pada 19 Maret 2012 lalu,” katanya.
Dan hingga hari ini, kata Nehemia, terhitung selama satu tahun enam bulan
surat dukungan pembebasan Tapol dan Napol sudah mencapai 2.567 surat.
“Dengan tujuan ke Lembaga Pemasyarakatan di Jayapura, Wamena, Timika dan Nabire,” katanya.
Nehemia,
menambahkan bahwa pada hari ini 2 Maret 2014. Ada sejumlah aktivis di
lima negara yang melakukan aksi dukungan pembebasan Tapol dan Napol di
Papua yakni Skotlandia, Inggris, Belanda, Australia dan Selandia Baru.Sumber :http://beritasore.com/2014/04/02/76-tahanan-politik-di-papua/
Surabaya
28/03/2014,
Arek-arek Ikatan Pelajar Mahasiswa/i Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai
(IPMANAPADODE) kota study surabaya atau Pana’s telah diadakan
Diskusi lepas, tempatnya di Wisma Pana’s (WP) Manyar sambungan
surabaya, mulainya jam 17.00 WT sampai finisnya 18.29 WT. Dengan
topiknya; “MENGAPA
DAN KENAPA SAYA JADI ANAK PANA’S”.
Diskusi
lepas ini, telah di pandu oleh Kordinator Biro Pendidikan
IPMANAPADODE yaitu Bung
Step Pigai. Namun
dalam diskusi tersebut, ini pulah telah dihadiri seluruh
anggota-anggota IPMANAPADODE atau Pana’s.
Dalam
diskusi ini pulah, seluruh anggota wajib untuk memberikan atau
memasukan ide-idenya atau pengalaman yang mereka pelajari dalam
lingkup IPMANAPADODE atau Pana’s.
Sumbangan
hasil ide-ide atau pengalam yang di pelajari seketika bergabung dalam
lingkup IPMANAPADODE atau Pana’s oleh seluruh Peserta Anggota
IPMANAPADODE atau Pana’s tersebut yaitu ada bebebara poin atau
idenya.
- Saya adalah Mee bukan di pilah-pilahkan oleh ketika kabupaten tersebut yaitu; paniai, Deiyai dan Dogiyai.
- lagi pula terbentuk karakter atau sifat dan jiwa-jiwa orang Mee, itu seketika aku tibah di surabaya namun bergabung dalam organisasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai Dan Deiyai (IPMANAPADODE) atau Pana’s kota study Surabaya.
- Ada pula yang berupa pertanyaan seperti; mengapa saya bergabung dalam Organisasi IPMANAPADODE atau Pana’s..? Karena saya adalah Suku Mee. Namun organisasi IPMANAPADODE atau Pana’s sebagai Jati diri saya, dan pula tempat Penambahan cara berorganisi, dan pembelajaran penambahan wawasan, etika, moral bhakan Dll.
- Lagi pula ada kekritikan atau sarannya dari anggota peserta diskusi dengan bunyinya. “Saya mengenal kamu karena uang merah ada”. Maka pertanyaan buat kita bhawa; Dimana jati diri mu sebagai Suku Mee? Apakah anda sebagai Suku Mee KTP kah atau? Karena aku mengenali dan melihat waja-waja anda jika disaat-saat Pemerintah Daerah datang membawah Bantuan dana Tugas akhir (TA) dan pemondokan. Dan selama Pemerintah Daerah tidak datang aku pun, tidak pernah melihat waja-waja yang biasanya hadir jika uang merah atau Pemda datang. Maka sarannya, perlu ada kesadaran bhawa aku adalah Suku Mee, namun aku di surabaya ini diorganisir atau berada di bawah Payung IPMANAPADODE atau biasa dikatan Pana’s.
Kesimpulannya:
“Mengapa saya jadi
anak Pana’s, karena aku sebagai “suku
Mee”. Dan
kenapa saya jadi anak Pana’s, karena Aku di organisir di bawah
payung IPMANAPADODE atau pana’s, namaun disitulah tempat
pembelajaran dan tempat terdidik karakter wawasan dan tempat saling
melengkapi atau mempelajari kreaktif-kreaktif antara kami sesama
angota dalam lingkup IPMANAPADODE atau Pana’s”.
Source: http://stepanuspigai.blogspot.com/ Wisma
pana’s 29/03/14
Surabaya, 15/9 (Jubi) - Pelajar
dan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire,
Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPADODE) kota study Surabaya,
melaksanaan acara penerimaan dan perkenalan mahasiswa baru (maba) selama
dua hari, 14-15 September 2013, di Tretes, Jawa Timur (Jatim).
Melaui
tema yang yang terpampang ‘Melati dan mengembangkan diri melalui
organisasi IPMANAPADODE’ dan subtema ‘Kejarlah cita-citamu kedalamnya
lautan dan Setinggi-tinggi langit’.
Ketua
panitia pelaksana penerimaan mahasiswa baru, Jhon Dogopia mengatakan,
tujuan dari pada pelaksanaan acara ini adalah melatih dan mengembangkan
jiwa-jiwa intelektual pada mahasiswa baru (maba). “Saya harap melalui
perkenalan maba dapat diterima menjadi anggota tetap dan bisa kembangkan
melalui IPMANAPADODE,” kata Jhon di Tretes, Jatim, Minggu (15/9).
Jhon
juga mengatakan, melalui perkenalan ini mempersiapkan maba sebagai
anggota tetap dalam IPMANAPADODE. “Nantinya mereka yang akan menjalankan
ikatan besar. Jadi kami harus memberikan perkenalan tentang
pengembangan organisasi dan kepemimpinan,” Tukas lelaki yang sedang
menyelesaikan program studi Sistem Komputer di Universitas Narotama
Surabaya ini,” katanya.
Ketua
IPMANAPADODE kota studi Surabaya, Fransiskus Madai mengunkapkan,
dirinya sangat mendukung jalannya acara perkenalan mabaini, karena
program ini merupakan rutinitas yang setahun di adakan di lingkungan
organisasi IPMANAPADODE. “Saya sangat mendukung, karena bagian dari
program kerja dari badan pengurus,” katanya di Tretes, Jatim, Minggu
(15/9).
Selain
itu, kata Fransiskus, kegiatan ini juga saling mengenal antara senior
maupun yunior di kota study Surabaya, lebih khususnya agar mengenal
karakter diri masing-masing. “Saya sangat bangga karena kita bisa
bertemu dan saling mengenal antara adik dan kakak,” tuturnya. (Jubi/Ones Madai)
Sumber : Tabloid Jubi.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Recent Comment